Pages

28 Feb 2019

Benarkah Wali Allǻh Lebih Utama dari Para Nabi dan Råsūl?

Admin     [Aqidah]     26 Mei 2010

❓ Pertanyaan:

⭕Apakah benar wali Allǻh itu lebih utama dari para nabi dan Råsūl, dengan dalil bahwa Khidhir lebih utama dari Nabi Mūsa ‘alaihis salām?
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
✅ Jawaban:

Keyakinan yang disebutkan di atas termasuk keyakinan yang bertentangan dengan akidah Islam.

Akidah Islam yang benar adalah bahwa para nabi dan Råsūl lebih utama daripada hamba Allǻh Subḣānahu wa Ta’ālā yang shǻliḣ.

Demikian juga, akidah yang benar adalah bahwa Nabi Mūsa ‘alaihis salām lebih utama dan lebih mulia daripada Khidhir.

Hal ini dikuatkan oleh beberapa hal, di antaranya:

❶    Mūsa adalah seorang nabi dan Råsūl utusan Allǻh, bahkan termasuk ulul ‘azmi dari para Råsūl, hal ini disepakati oleh semua ulama. Adapun Khidhir, maka masih diperselisihkan keberadaannya sebagai nabi ataukah bukan, kemudian telah disepakati oleh ulama bahwa Khidhir bukan termasuk Råsūl.

❷    Nabi Mūsa memiliki banyak mu’jizat yang tidak dimiliki oleh Khidhir, di antaranya yang terbesar adalah Allǻh Subḣānahu wa Ta’ālā menurunkan kitab Tauråt kepada Nabi Mūsa.

Cukuplah keutamaan Musa atas Khidhir dalam firman-Nya,
قَالَ يَا مُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالاَتِي وَبِكَلاَمِي فَخُذْ مَا آتَيْتُكَ وَكُن مِّنَ الشَّاكِرِينَ
♥ “Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan–Ku. Sebab itu, berpegang teguhlah kepada hal yang Aku berikan kepadamu, dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.”
(Qs. Al-A’rǻf: 144)

Kisah Khidhir bersama Nabi Mūsa tidak dapat dijadikan dalil bahwa Khidhir lebih utama dan lebih mulia dari Nabi Mūsa, sebab kisah itu terjadi sebagai ujian Allǻh Subḣānahu wa Ta’ālā terhadap Nabi Mūsa, serta sebagai teguran Allǻh Subḣānahu wa Ta’ālā kepada Nabi Mūsa, tatkala dia mengatakan bahwa dirinyalah yang paling pandai di dunia ini (ketika ditanya siapakah manusia yang paling pandai di dunia ini).

Lalu, Allǻh Subḣānahu wa Ta’ālā mengujinya dengan mempertemukannya kepada Khidhir supaya Nabi Mūsa menyadari kisah yang sangat menarik ini, yang kisah ini terdapat dalam surat al-Kahfi: 60–82 dan dalam ḣadits riwayat Bukhǻri: 121, serta lihat pula keterangan kisah ini oleh al-Hafizh Ibnu Ḣajar dalam Fatḣul Bāri: 1/287—293.

Dijawab oleh Ustadz Abu Ibrohim Muḣammad Ali pada Majalah Al-Furqon, edisi 10, tahun ke-7, 1429 H/2008 M.

(Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi www.konsultasisyariah.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar Anda !

Entri Populer